Sherpa KTT G20 Labuan Bajo: Rapat Dilakukan Diatas Kapal Pinisi
Teriknya sang surya yang menyengat kulit menyambut para delegasi Sherpa G20 dari bermacam negara yang mulai berdatangan di dermaga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedatangan mereka tentu saja tanpa tangan kosong, namun membawa sebuah misi yang diinginkan dan berimbas kepada ekonomi dunia. Pertemuan kedua Sherpa KTT G20 Labuan Bajo dapat dibilang sebagai pertemuan yang spesial. Pasalnya. pertemuan pertama pada akhir 2021 digelar secara virtual karena pengaruh imbas dari pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan.
Pertemuan kedua ini juga menjadi pertemuan yang cukup mendebarkan lantaran pada pertemuan negara G20 sebelumnya terjadi ketegangan di antara sebagian negara.
Agenda ini dibuka dengan kata sambutan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Setelah mendengarkan kata sambutan dari keduanya, ditekankan pula peran penting G20 dalam memberikan solusi kongkrit kepada sejumlah isu global, khususnya bagi masyarakat dunia yang terkena imbas dari beberapa konflik antarnegara.
Aktivitas 2nd Sherpa Meeting kali ini dimanfaatkan untuk membahas perkembangan segala workstream di bawah Presidensi G20 Indonesia dengan masing-masing Chair Working Group menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada November 2022.
Indonesia sendiri memanfaatkan peluang ini untuk menghadirkan pembicara khusus (briefer) dari beragam organisasi internasional, antara lain Food and Agriculture Organization (FAO), International Monetary Fund (IMF), dan International Renewable Energy Agency (IRENA). Dalam hal ini, para briefer memberikan pandangan kepada perkembangan ekonomi global dan imbasnya kepada energi global dan rantai pasok pangan.
Sesi pertemuan yang berjalan intensif membahas beberapa tiga sektor prioritas Presidensi G20 Indonesia. Pertama, sesi Arsitektur Kesehatan Global yang membahas perkembangan beberapa Working Group seperti kesehatan, pertanian dan pariwisata.
Kedua, sesi Digital Transformation yang membahas perkembangan Working Group digital ekonomi, pengajaran, serta perdagangan, industri dan investasi. Terakhir, sesi Transisi energy yang membahas perkembangan Working Group transisi energy, lingkungan hidup, pembangunan dan anti-korupsi.
Dari tiga sektor prioritas di atas, para Sherpa juga membahas lanjutan dari bermacam masukan proyek kerja sama konkrit di G20 yang dialamatkan bagi negara berkembang ataupun negara pulau kecil di luar kerangka KTT G20 Labuan Bajo. Masukan proyek itu nantinya akan dilegalkan di KTT Bali.
Ada yang menarik pada sesi Sherpa Sofa Talk. Pasalnya, pertemuan digelar di atas kapal. Sebuah pertemuan yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya oleh para delegasi Sherpa G20.
Baca juga artikel berikut ini:
Rintik hujan mulai turun, membasahi sedikit demi sedikit pekarangan. Rapat yang digelar di atas kapal hampir dibatalkan. Namun tampaknya semesta mendukung niat baik itu. Hujan pun perlahan mereda. Para delegasi pun berangkat sesuai rencana.
Menumpangi kapal Pinisi, berdasarkan cerita warga lokal berarti berjalan sambil berdansa, semua delegasi yang terdiri dari member KTT G20 Labuan Bajo dan 5 negara undangan serta organisasi internasional juga berangkat, dari pintu lobby Hotel Meruorah Komodo menuju dermaga Hotel Ayana.
Lautan biru nan luas dengan sebagian pulau di sekitarnya tampak memanjakan mata para delegasi yang tengah duduk di dek teratas.
Baca juga artikel berikut ini:
Tetapi tampaknya, hujan yang turun menjadi berkat. karena, akibat hujan akhirnya memaksa mereka untuk berteduh di dek bawah, justru mulai mencairkan suasana tegang yang ada. Perbedaan suasana itu diakui oleh Co-sherpa Indonesia Edi Prio Pambudi.
Untungnya, rintik hujan yang turun sanggup mencairkan suasana yang sempat membeku di antara para delegasi. Pembicaraan yang sangat kompleks berjalan baik dan lancar tanpa ada satu delegasi yang meninggalkan pertemuan.
Dapat dibilang, itulah power KTT G20 Labuan Bajo Indonesia. Satu, informal dialog yang tak terikat dengan peraturan yang menyebabkan para delegasi tidak mau berkomentar. Dan kedua yaitu inklusif. Seluruh delegasi boleh mengutarakan cocok dengan persepsinya, kepentingan dan lainnya. Suasana itulah yang dijaga Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 2022.
Digelarnya KTT G20 Labuan Bajo pada November 2022, Sindra Travel akan menyiapkan sejumlah kapal-kapal pariwisata yang akan membawa para tamu Internasional untuk lebih mengenal wisata Labuan Bajo salah satunya kapal Sinar Pagi Liveaboard. Setiap tamu internasional akan merasa nyaman selama berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Phone
WhatsApp
Email
Copyright © 2022 Sinarpagi Liveaboard